Wahana Guru Berbagi Informasi Pendidikan

June 15, 2019

Ku Jawab : "Golek Bahasan", Ketika Panen Petani Anjlok

Ketika panen petani anjlok se anjlok-anjloknya seperti harga kacang godok seribuan. Bahasan petani dalam warung. Ku jawab : "Golek Bahasan"

Semua sama isi topik bahasan warung di mana-mana. Tak tau mengapa harga itu bisa turun.

Modal yang dipakai untuk bertain dan bertambak tak kembali, untung tak dapat di raup sebagai balasan atas cucuran keringat jerih payah penyambung hidup keluarga.

Kepulan asap dapur kembali mengebul karena tak bisa membeli gas elpiji sebagai pembakar wajan dan panci yang menghitam.

Ku Jawab : "Golek Bahasan", Ketika Panen Petani Anjlok
Jadinya! Banyak sekali tulisan yang terpatok atas tanah yang bertulis "Dijual" di pinggir-pinggir jalan "Hubungi tanpa perantara".

Sudah getol mungkin karena seringnya rugi yang tak henti untuk beralih profesi. Entah modal yang di dapat dari hasil jual tanah digunakan untuk berdagang.

Mendengar itu, saya bertanya. Apa ndak rugi Mas sampean, toh harga tanah tiap tahun semakin tinggi. Yaa mau bagaimana lagi Mas "Jawabnya" lha jadi petani, harga saat panen malah turun tapi harga obat tetap.

Lhaa sampean ada apa memangnya kok ngopi di sini "tanyanya". Ku jawab saja "Golek bahasan".

Kabeh podo sambat Mas, rego gabah opo iwak koyo rego krupuk. Ucapan khas logat bahasa jawa. "Semuanya pada menggerutu Mas, harga padi atau ikan saja seperti harga krupuk".

Entah mengapa melihat dan mendengar ucapan tersebut saya merasa iba dan prihatin kepada bapak yang tak tahu namanya tersebut. Biasalah, klo sudah diwarung ngopi, nama tak jadi soal asal pekatnya kopi hitam dan kepul asap rokok dapat mencairkan penatnya pikiran dan namanya sambatan.

Kenapa masalah ini bisa di alami oleh petani-petani setelah masa panen. Apa sudah modelnya yang begini ini. Lama-lama tanah-tanah itu jadi ladang rumah yang di petak-petakan dengan tulisan "Perumahan".

Jika kondisi tidak stabil, pastinya bpjs banyak yang digunakan karena sakit pusing kepala dan perut yang kelaparan.

Semoga saja kedepan dan tiap tahunnya ketika panen, ada harga patokan terendah dan tertinggi menjadi acuan tersendiri bagi mereka-mereka para petani.(*)

Share:
Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Apakah tulisan di atas bermanfaat? Silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Komentar yang bersifat spam dan mengandung sara, mohon maaf akan kami hapus.

Contact Form

Name

Email *

Message *