Wahana Guru Berbagi Informasi Pendidikan

February 3, 2019

Literasi Dasar Pendidikan

Udin (Usia Dini) merupakan individu atau sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Keunikan yang dimiliki masing-masing anak ini sangat beragam. Udin yang mereka alami merupakan fase tersendiri dalam mengimplementasikan apa yang mereka lakukan sebagai bentuk dari butuhnya sebuah perhatian. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus dan khas sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pada masa Udin inilah Guru selaku Pendidik dan Pengajar menyebutnya dengan masa golden age, karena pada masa emas ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Banyak sekali keynote speaker atau basa umumnya pembicara menyampaikan tentang masa emas ini kepada peserta baik dalam seminar maupun diklat kependidikan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk pada kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%.

Sorotan tersendiri dengan menjamurnya tempat penitipan anak (TPA) sehingga menjadi wacana penentu bagi sebagian masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri di lingkungan instansi pemerintahan. Tak dapat dipungkiri orang tua pasti akan memilah dan memilih mana TPA yang tepat bagi anaknya. Berbagai macam pertimbangan dan faktor penentu sebelum orang tua mengambil keputusan dalam menitipkan anaknya, seperti; bentuk pengawasan, pendidikan, kesehatan dan masih banyak sehingga orang tua tidak merasa was-was ketika meninggalkan mereka bekerja untuk sementara waktu.

Terlebih lagi dengan banyak berdirinya pendidikan jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB) dan jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan dasar keluarga yang diterapkan dan diselenggarakan dalam lingkungan atau kelompok tertentu dalam menumbuhkan karakter usia dini anak sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar.

Literasi Dasar Pendidikan
Literasi Dasar Pendidikan yang diterapkan diberbagai macam tempat pendidikan dasar menjadi cerita tersendiri ketika anak sudah berkumpul dengan orang tua dirumah. Korelasi inilah menjadi salah satu yang unik ketika anak ditanya oleh orang tua, tadi diajari apa saja, sudah makan apa belum, menangis tidak, senang tidak tadi, dan tanpa terasa, anak bisa membaca doa sehari-hari dengan sendirinya. Betapa senangnya dan kagetnya ketika orang tua mengetahui hal-hal tersebut. Jawaban-jawaban dari cerita anak ketika ditanya menjadi sesuatu yang unik mengingat masa usia mereka.

Penekanan literasi dasar yang diterapakan di lingkup jenjang pendidikan merupakan tujuan utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan penguatan karakter anak. Pembinaan-pembinaan dan penyampaian yang diterima oleh masing-masing Guru selaku Pendidik dan Pengajar menjadi acuan dalam meningkatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). Gerakan literasi nasional ini meliputi 3 (aspek) yaitu Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi Keluarga (GLK), dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM). Inilah perwujudan dan tujuan utama dalam membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan.

Dasar dari 3 (tiga) aspek gerakan literasi nasional tersebut tak lepas dari 6 (enam) komponen utama literasi dasar yang meliputi: Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Finansial, dan Literasi Budaya dan Kewargaan. Inilah perwujudan dalam mensukseskan Gerakan Literasi Nasional Untuk memudahkan kita dalam mengingatnya, saya menyebutnya "BUDI TUNU SAFI". Penguasaan enam literasi dasar menjadi sangat penting tidak hanya bagi anak-anak maupun peserta didik, tetapi juga bagi orang tua dan seluruh warga masyarakat.

Ranah dunia pendidikan untuk mengembangkan budaya literasi bangsa adalah melalui penyediaan bahan bacaan dan peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian dan kajian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak usia dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca yang tinggi, didukung dengan ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau, akan mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan mengawali penekanan literasi baca dan tulis tersebut maka penekanan literasi dasar berikutnya menuju selangkah lebih maju yaitu numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan untuk dapat ditumbuhkembangkan.

"Guru selaku Pendidik dan Pengajar, ayo!". Mari kita kampanyekan literasi ini agar kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat. Gerakan Literasi Nasional yang digalakkan diharapkan menjadi pendukung keluarga, sekolah, dan masyarakat mulai dari perkotaan sampai ke wilayah terjauh untuk berperan aktif dalam menumbuhkan budaya literasi.

#Diyan Shodik Nurhadi H, S.Pd

Share:

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Apakah tulisan di atas bermanfaat? Silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Komentar yang bersifat spam dan mengandung sara, mohon maaf akan kami hapus.

Contact Form

Name

Email *

Message *