Wahana Guru Berbagi Informasi Pendidikan

March 26, 2020

Karena Corona Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring, Maksimalkah?

Guru Literasi - Karena Corona Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring semenjak pemangku kebijakan mengeluarkan Surat Edaran dan memutuskan agar pelaksanaan kegiatan belajar di setiap satuan jenjang pendidikan tersebut dilakukan di rumah secara online atau dengan model dalam jaringan (daring).

Karena wabah Corona Virus Desiase atau Covid-19 semuanya aspek sekolah jenjang satuan pendidikan berubah 180 derajat, baik sistem pembelajaran yang dilakukan oleh guru, peserta didik, model pembelajaran, proses kerja guru hingga situasi sekolah.

Perubahan situasi terkait Corona Virus Desiase atau Covid-19 itu mulai muncul setelah pemerintah sendiri menerapkan kebijakan social distancing bagi warganya. Seluruh lembaga pemerintahan dan pihak terkait harus patuh terhadap imbauan Presiden Jokowi Widodo untuk meminimalisir aktivitas keluar rumah. Begitu juga dengan Mas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Di lingkungan pendidikan sendiri, proses belajar mengajar mengikuti arahan berupa Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan demi mencegah makin banyaknya pasien Corona Virus Desiase atau Covid-19. Guru dan peserta didik, melakukan tanggung jawab dan kewajiban dari rumah masing-masing sebagaimana Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona.

Karena Corona Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring, Maksimalkah?

Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring. Nampak berbeda dengan sebelumnya, guru di tuntut untuk lebih berinovasi dengan atau terpaksa memberikan materi jarak jauh melalui berbagai macam grup yang dibuat. Cara membuat, menginformasikan, membuat materi, menyampaikan, dan memberikan tugas secara berkala kepada peserta didik di rumah.

Simak juga: Apa Yang Dapat Kita Sampaikan Ke Peserta Didik Tentang Covid 19

Hikmah Bagi Guru Belajar di Rumah Sistem Daring

Mungkin ini menjadi hikmah tersendiri ketika guru di tuntut memberikan materi pembelajaran secara Daring (Dalam Jaringan) jarak jauh. Model apa yang dipakai, melalui apa materi tersebut disampaikan, dan bagaimana peserta didik menerima dan melaksanakan tugas yang diberikan.

Ketika momok menyalakan laptop yang dulunya takut namun sekarang dengan terpaksa guru dituntut untuk bisa. Bisa karena terpaksa. Menjadi tuntutan memang di saat ini, tetapi ini yang patut di implementasikan oleh guru agar mau berinovasi sesuai dengan zamannya.

Model, media, seakan tak nyata jika tidak di imbangi dengan paket data. Menjadi nominal lebih agar pengoprasian tersebut menjadi lancar.

Bertanya melalui internet, belajar melalui blog, bahkan hingga you tube, guru serasa terpaksa untuk membuka dan mempelajari hal-hal baru agar dapat tersampaikan kepada peserta didik di tengah mewabahnya Corona Virus Desiase atau Covid-19.

Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring

Bagi peserta didik yang memiliki Android, gawai, gedget atau apapun namanya, pasti dapat mengikuti apa yang disampaikan oleh guru ketika memberikan materi Daring (Dalam Jejaring).

Dengan cara ini orang tua tahu kemampuan putra-putri mereka sendiri ketika terlibat langsung dalam proses Daring yang disampaikan, mengetahui bagaimana perkembangan anak-anak mereka, apa saja yang mereka butuhkan dan apa saja yang dibutuhkan.

Serasa dirumah, orang tua lah yang menjadi guru dan guru yang menjadi orang tua ketika guru tinggal menerima hasil atas apa yang telah dikerjakan oleh peserta didik dan orang tua.

Bagi peserta didik yang orang tuanya memiliki Handphone, mungkin akan dimasukan ke group WhatsApp oleh masing-masing guru di tiap-tiap kelas, namun bagaimana dengan orang tua yang belum mampu memiliki sehingga peserta didik tidak mengikuti kegiatan daring yang dilakukan? Ini yang menjadi kendala dasar pelaksanaan daring.

Maksimalkah? Belajar di Rumah Sistem Daring

Bagi guru sendiri mungkin dapat maksimal, ketika memberikan materi dan tugas tugas yang dilaksanakan secara daring, apalagi dengan tunjangan profesi yang mereka terima yang bertujuan meningkatkan kompetensi.

Akan tetapi, guru juga butuh tatap muka secara langsung dengan peserta didik untuk mengetahui perkembangan masing-masing anak didiknya.

"Jika ada yang ditanyakan, lewat group WhatsApp saja".

Yang menjadi tak maksimal dengan pelaksanaan kegiatan dengan sistem daring adalah terdapat peserta didik ada yang tidak memiliki Handphone yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi, mengingat faktor ekonomi masing-masing orang tua atau wali murid dari tiap-tiap peserta didik yang berbeda.

Peserta Didik Belajar di Rumah Sistem Daring Dapat Maksimal

Kegiatan pelaksanaan belajar di rumah dengan sistem dalam jejaring dapat maksimal apabila masing-masing peserta didik kesemuanya memiliki Handphone dan paket data, maka guru dapat membuat dan menyampaikan materi pembelajaran dan tugas apabila ada untuk diberikan di waktu-waktu tertentu dari tahap proses pelaksanaan daring tersebut.

"Membuat kesepakatan dengan peserta didik di dalam group"

Guru dapat menyampaikan dengan membuat kesepakatan, kapan kegiatan daring dapat dilaksanakan secara maksimal, pemberian materi lanjutan yang akan disampaikan dan kapan waktu pelaksanaan.

Proses pemberitahuan dan penyampaian informasi secara inten menjadikan pelaksanaan sistem dalam jaringan dapat dilakukan secara maksimal. Butuhnya pengawasan orang tua dan guru menjadi hal yang utama dalam pelaksanaan tersebut.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungannya. Apakah tulisan di atas bermanfaat? Silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Komentar yang bersifat spam dan mengandung sara, mohon maaf akan kami hapus.

Contact Form

Name

Email *

Message *