Wahana Guru Berbagi Informasi Pendidikan

March 6, 2019

Dulu, Ketika Saya

Pagi ini, saya tertarik untuk menuliskan judul tulisan saya pribadi “Dulu, ketika saya”, meski sebuah argumentasi pribadi dan cuma akal-akalan semata saja. Yaa ... anggap saja hanya omong kosong sebuah pembicaraan di sela-sela waktu senggang ketika membaca atau melihat sebuah berita dilayar kaca televisi.


Mohon maaf sebelumnya, ini hanya sebuah tulisan yang saya unggah tanpa memunculkan ketersinggungan dan menjadikan runyam, namun merupakan sebuah alur atau kisah seseorang yang pernah mengalami secara pribadi dan menjadi pelajaran bagi orang lain atas apa yang diceritakan.

Mungkin kita sering mendengar kata ”Dulu, ketika saya” terdengar di telinga kita, ketika sedang berkumpul atau sedang bercakap-cakap dengan dua atau tiga orang bahkan lebih dengan hiruk pikuk permasalahan dengan kondisi masing-masing suasana yang berbeda-beda tatkala sedang berkumpul dan menceritakan diri pribadi dengan orang lain sebagai bentuk narasi.

Dulu, Ketika Saya
Sebuah argumentasi awal sebagai penanda waktu dengan masa tertentu yang dapat dipersingkat dengan ungkapan tertentu sehingga penerimaan persepsi yang diterima lawan bicara seiring intonasi dan mimik bicara menjadikan kita mengerti akan apa yang dibicarakan, baik buruknya persepsi yang diterima juga beragam tentunya, tergantung suasana hati dan apa yang sedang dibicarakan.

Menggugah persepsi. Mungkin menjadikan kita marah, menjadi lebih tahu, ingin merasa dihormati, dan mungkin berbagi sebuah pengalaman pribadi ketika seseorang berada dimana dan bagaimana akan kisah perjalanan seseorang yang pernah dialaminya.
“Dulu, ketika saya menjadi”
“Dulu, ketika saya berada”
“Dulu, ketika saya menjabat”
“Dulu, ketika saya sedang”
Dan masih banyak yang lainya.

Penceritaan kisah seseorang atau diri pribadi menjadi sebuah makna tersendiri dan menjadi pembeda tergantung apa yang dibicarakan. Sebuah kronologis akan narasi awal seseorang diceritakan sebagai ungkapan seseorang kepada orang lain lantas menjadi sebuah persepsi yang berbeda-beda.

Makna yang masuk dalam hati seseorang akan memunculkan barbagai macam bentuk persepsi, dan persepsi inilah yang bisa menjadi pelajaran orang lain sehingga ungkapan lain akan muncul di benak seseorang yang diajak bicara menjadi “Kalau Saya ...” Bahan informasi yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi orang lain dimasa yang akan datang.

Sebuah kisah perjalanan
Wallahu A'lam Bishawab 

Share:

3 comments:

Terima kasih atas kunjungannya. Apakah tulisan di atas bermanfaat? Silahkan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik dan sopan. Komentar yang bersifat spam dan mengandung sara, mohon maaf akan kami hapus.

Contact Form

Name

Email *

Message *